APAKAH ANAKKU HARUS KUMPUL KEBO MBAK???

Sinta memutuskan menikah dengan laki- laki itu. Gak perlu pacaran, nambah dosa yang telanjur udah bertumpuk di dirinya. Sinta bahkan melepas pekerjaannya di sebuah perusahaan telekomunikasi yang pali top. Dia lupakan segala susah payah yang pernah dijalaninya ketika test masuk, dia tinggalkan gaji yang lebih besar dari calon suaminya. Sinta benar- benar gelap mata oleh cinta.

Sinta baru tau suaminya hobi sodomi. Padahal dia pikir laki- laki itu alim, pendiem, lemah lembut dan romantis. Sinta juga tak pernah membayangkan anusnya akan berdarah, bengkak, dan perih setiap dia bercinta dengan suaminya. Sinta juga tak tahu ketika ia hamilpun dia harus melalui perih itu. Sekarang Sinta sudah hampir 4 tahun menikah dengan pria itu.

"Kalo aku Islam aku boleh cerai...tapi agamaku melaknat cerai mbak..."

Hgh....Sinta hanya pasrah dan pasrah. Setiap malam ketika suaminya mengajak bercinta, selalu Sinta seperti orang ketakutan. Dia bersandiwara di depan suaminya, seolah dia menikmati.

"Aku nikah sama dia masih perawan mba...dan aku juga tau dia sudah sering jajan dengan banyak perempuan nakal...."

Sinta..seperti menyesali keputusannya sendiri. NAsi sudah jadi bubur, dia sudah beranak satu, perempuan pula. Sinta benar- benar mati kutu. Dia tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Sinta hanya bisa berdoa setiap hari..minta Tuhan kasih jalan. Tapi hampir 4 tahun jalan itu tak juga jelas.

"Apa aku harus nyaranin anakku kelak seks before merit, biar dia tau calon suaminya suka sodomi tidak. Apakah aku juga harus bilang ke anakku kumpul kebolah kamu nak..sebelum kamu nikah. Apa aku harus gitu mba..."

Sinta terlanjur dingin katanya dia mulai Vrigid. M***Knya gak pernah basah meskipun suaminya sudah merangsangnya setengah mati, dengan berbagai gaya. Sinta hanya bisa menikmati keperihan dan kepedihan....yang entah sampai kapan harus dilaluinya.

Sinta...ingin selingkuh..tapi dia ingat anak perempuannya. Sinta kasian, hatinya tersiksa, M***Knya juga, Anusnya juga....