"Life is so besautiful..all the deep of poignant is the next happiness, they will be the big power of our life.."

Monday, October 22, 2007

MONSTER

Damar Pramono terpaku. Tatapannya menerawang malam. Mencoba menempuh jarak dan menjenguk suatu lelah di ujung lautan.

“Nanti aku pulang, kuceritakan semuanya.”

Damar Pramono menatap peti itu. Di dalamnya terkubur semua cerita.

“Mungkin ada baiknya mulai kuurai satu demi satu.”

Diusapnya debu yang menyelimuti peti itu. Gemboknya yang karatan masih setia melindungi isinya.

“Sekar, inilah ceritaku…”

Damar Pramono. Terlahir gemuk dan sehat. Tiga setengah kilo, hampir merenggut nyawa ibunya. Ibunya selamat tapi menderita wasir sejak melahirkannya. Permulaan yang sudah tidak bagus.

Sejak kecil tidak punya teman bermain. Karena tidak ada teman sebaya dan selalu ikut kakaknya, selalu jadi pupuk bawang. Artinya jangan terlalu dianggap serius kalau main, jangan dipersulit, jangan dianggap.

Bapaknya pengusaha. Karyawannya banyak. Ibunya buka toko kelontong. Pembelinya banyak.

Bapaknya pendiam. Ibunya yang banyak bicara. Bapaknya tidak pernah marah. Ibunya galak & ringan tangannya. Apalagi kalau mereka tidak mau tidur siang. Bapaknya pemalu. Ibunya sangat outgoing.

Kata orang bapaknya juragan dan dia beruntung.

Keluarganya pindah ke tempat baru supaya lebih dekat ke sekolah Damar dan kakaknya. Ibunya menutup toko kelontongnya. Ada selamatan di rumah barunya. Tetangga di desa lama dan desa baru diundang. Semuanya terlihat sempurna dan menyenangkan.

Di belakang rumah barunya, tetangganya ada yang jual bubur ayam tiap pagi. Mereka sering beli sarapan di situ. Di situlah Damar bertemu dengan sang monster.

Namanya Wahyu. Damar waktu itu masih kelas 2 SD. Wahyu sudah SMA. Badannya agak besar tapi perangainya agak lemah lembut.

Damar dan kakaknya sering main ke rumah Wahyu karena banyak anak2 main di daerah itu dan tempat itu tempat tetangga kadang kumpul di sore hari untuk ngobrol dan menebar gossip.

Siang itu kakaknya sibuk main dengan teman2nya. Di tempat baru Damar masih menjadi pupuk bawang karena lagi tidak ada teman sebaya yang bisa dia ajak main.

Damar mencari kakaknya. Dia pikir kakaknya bermain di dekat rumah Wahyu.

Lewat jendela kamarnya Wahyu bertanya, “Cari masmu ya?”

“Iya mas”

“Masmu tadi sama anak-anak pergi sepedaan ke desa sebelah. Kamu ngga ikut?”

“Aku ngga diajak mas”
“Kasihan banget sih kamu. Eh sini deh”

“Ada apa mas?”

“Sini”

Damar berjalan mendekati jendela kamar Wahyu. Kamarnya berada di samping rumah dan siang itu agak sepi.

“Kamu suka baca?”

“Suka mas”

“Aku punya komik lama. Si buta dari gua hantu. Mau lihat?”

“Wah mau mas.”

“Ya udah sini. Kamu bisa baca di sini sambil nunggu masmu.”

Damar masuk ke kamar Wahyu dan senang melihat koleksi komiknya. Damar mulai asik memilih komik yang ingin dibacanya sedangkan Wahyu asik belajar.

Damar semakin sering ke tempat Wahyu karena kakaknya jarang mengajaknya main dengan teman2nya.

Suatu siang saat Damar sedang membaca, Wahyu bertanya “Kamu suka nonton film?”

“Suka mas. Dulu bapak ibuku sering ngajak aku dan masku ke Solo untuk nonton film. Tapi sekarang jarang.”

Wahyu mendekat dan tangannya menyentuh paha Damar. Damar merasa geli tapi cuek membaca.

“Kapan-kapan nanti takajak nonton deh. Kasihan kamu ngga pernah diajak main sama masmu.”

“Makasih mas.”

Tangan Wahyu mulai meraba2 paha Damar. Damar semakin geli, tapi dipikirnya Wahyu hanya main2 saja.

Di lain hari…

“Kamu suka film apa?”

Tangan Wahyu semakin sering mengelus2 paha Damar.

“Aku suka Rambo dan Jackie Chan, Mas. Seru.”

“Ya wis. Nanti kalau ada film Jackie Chan baru takajak nonton”

Tangan Wahyu kini naik ke pangkal paha Damar dan menyentuh kemaluannya .

“Mas saru lho.”

“Kalau cah lanang dengan cah lanang itu ngga saru. Kalau cah lanang dengan cah wedok itu baru saru.”

“Masak iya?”

“Iya. Kalau kamu ngga suka ya sudah, nanti ngga jadi nonton deh.”

“Loh kan udah janji mas”

“Asal kamu ngga bilang siapa2.”

Damar bingung.

“Iya deh…”

Di rumah Damar ingin bertanya ibunya. Ibunya sedang sibuk masak untuk karyawan dengan beberapa pembantu.

“Bu…”

Ibunya masih sibuk dengan masakan2nya.

“Bu..”

“Apa? Ini ibu lagi sibuk lho. Mbok kamu main sana. Ini sebentar jam makan siang. Nanti kalo telat kasihan karyawane Bapak. Sudah main sana. Kalo masmu main sendiri, kamu main ke rumah mas Wahyu sana.”

“Aku mau tanya…”

“Bocah kok dikandhani ngeyel. Ibu sedang sibuk masak. Tanyanya nanti kan bisa. Main dulu sana.”

Kalau ibunya sudah galak, Damar tidak berani. Takut tangan ibunya melayang. Pertanyaannya terkubur dan tidak pernah ditanyakan. Sampai sekarang.

Damar ingin tanya apakah yang dikatakan Wahyu benar. Tapi Wahyu punya banyak komik dan mau mengajaknya nonton film. Paling tidak dia lebih peduli daripada kakaknya.

Damar bingung…

Suatu siang, Damar ingin ikut kakaknya main.

“Mas Herman, kamu mau main ke mana?”

“Wis cah cilik jangan ikut. Aku mau main bola dengan anak2 desa tetangga.”

“Aku ikut mas”

“Bu, ini lho Damar mau ikut2.”

“Mbok ya sekali2 adikmu diajak to”

“Aku ngga mau digrontheli pupuk bawang”

“Kamu itu yo kebangeten. Sudah Damar, kamu main ke tempat mas Wahyu saja. Ibu juga gampang kalau mau cari kamu. Biarkan, masmu memang njelehi.”

“Aku mau ikut nonton bola”

“Bu aku ngga mau dia ikut”

“Sudahlah Damar. Ayo ibu antar ke rumah mas Wahyu. Ibu mau ngobrol2 dengan ibunya.”

Damar diantar ke rumah Wahyu yang menyambutnya dengan senang
“Wah tumben si Damar diantar ibunya. Takut ke sini sendiri atau lagi manja?”

“Ini lho mas, kakange punya acara sendiri dan ngga mau digontheli. Biar main di sini ya mas. Ngomong2 Ibu ada?”

“Oh ya ngga papa Bulik. Damar bisa main di sini kapan saja. Ibu sedang di dapur, masuk aja Bulik. Ayo sini Damar, mas Wahyu baru beli komik baru. Kamu mau liat?”

Wahyu mulai berani dan setiap Damar main ke rumahnya, tangannya selalu meraih kemaluan Damar. Semuanya dilakukan di kamar Wahyu. Tidak ada yang curiga, tidak ada yang bertanya, tidak ada yg tiba2 masuk ke kamar Wahyu.

Suatu saat Wahyu meraih tangan kecil Damar dan meletakkannya di celana Wahyu. Damar tambah bingung Wahyu mau apa. Kakaknya tidak pernah main beginian dengannya. Atau mungkin karena kakaknya merasa dia hanya pupuk bawang dan tidak mau dia ikut main beginian dengan teman2nya.

Wahyu selalu punya komik baru. Damar suka membaca. Karena itu pelariannya. Hanya saja Wahyu selalu mau main kemaluan kalau Damar sedang membaca. Kadang Damar tidak tahu kenapa harus selalu main itu.

Wahyu memegang tangan Damar dan membawa tangan kecilnya masuk ke celana Wahyu dan mengusapkan tangan kecil itu di kemaluan Wahyu hingga kemaluan Wahyu membesar dan menegang. Tangan Damar dibiarkan di situ dan tangannya berpindah mencari kemaluan Damar.

Jika Wahyu mengajak Damar nonton film di bioskop, hal yang sama terjadi. Malah lebih lama. Sejak lampu dipadamkan sampai film selesai.

Jika hari hujan dan mereka harus memakai mantol hujan, tangan Damar dituntun memegang penis Wahyu karena di balik mantol hujan itu, tidak akan terlihat orang-orang di jalan. Di dalamnya ada seonggok kemurnian yang tercabik.

Sekar,

Kamulah manusia pertama yang kubagi cerita ini.

Kejadian-kejadian itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Tapi masih kuingat jelas fragmen2 kejadian itu. Tangannya. Pahaku. Penisnya.

Tanganku bergetar menulis semua ini.

Aku ingin marah.

Kenapa aku tidak berani bertanya waktu itu.
Kenapa aku tidak berani menolak tangannya.
Kenapa ibuku tidak merasa apa2 dan malah sering membawaku ke rumahnya.
Kenapa kakakku harus egois dan tidak pernah mengajakku bermain dengannya.
Kenapa saat aku sudah bisa melepaskan diri darinya dan ketika adikku beranjak besar aku tidak bilang ke ibuku. Adikku mungkin bisa menjadi korban juga. Anak2 yang lain juga. Tapi aku tidak berbuat apa2.
Kenapa aku begitu pengecut dan tidak berani melabraknya hingga sampai saat ini meskipun dia masih tinggal di rumah yang sama – menganggur sekian lamanya.


thanks for someone yang udah baik hati kirim cerita ini ke aku.

No comments:

YOU ARE THE SUPER WOMAN

If you want to talk confidential problem,share your strory , email me :
http://www.anastasia_ashanty@yahoo.com/.
http://www.ashanty.dk@gmail.com/

I will send you reply, and be your best partner to help you solve the problem, and give you a lot of tips that woman should know