TEGANYA

Jam 2 pagi, kamu mengubungiku

"Shan, aku dipaksa adik iparku. Aku tak berdaya, sakit shan. Vaginaku bengkak,perih. Aku dipaksa adik iparku. Aku bener- bener gak punya daya, dia memaksaku, setelah aku menidurkan ponakanku. Kenapa nasibku begini shan, selalu jadi korban pelecehan. Apa salah dan dosaku shan, kenapa Tuhan gak berhenti kasih aku cobaan. Mengapa??? aku benci laki- laki semuanya bejat."

Aku tak bisa komentar apa- apa. Aku diam. Aku benar- benar bisu pagi itu. Dia, sahabatku, mengapa dia bernasib begitu menyedihkan. Sungguh, aku kadang tak mengerti maunya Tuhan, suka sekali kasih ujian. Padahal umatnya baik, padahal umatnya udah ngikutin semua yang dimintaNya, udah coba ngikutin jalan yang benar, tapi kenapa juga cobaannya berat banget.


"Sudahlah non...sabar ya, aku tau kamu pasti hancur"
"Sangat hancur, sekarang laki- laki yang mana sama aku. Jika aku hamil aku akan gugurin bayinya"
"Istighfar nduk....berdoa kamu tidak hamil..."
"Aku gak tau shan, hidupku gelap....dari dulu begini"
"Nduk, siapa direndahkan akan ditinggikan, siapa diinjak dia akan dibebaskan, siapa mengikuti jalanNya akan mendapat istanaNya..sabar nduk"
"Aku dari dulu kurang sabar apa to..."


Di ujung sana kudengar ia terisak terbata- bata merangkai kalimat..seperti sesak dan perih kalimat- kalimat itu. Sayangnya aku jauh, jika mungkin aku akan memeluknya, aku akan menenangkannya.

"Nduk..segera minum pil kb, daripada kamu aborsi, lebih baik mencegah"
"Iya shan...thanks ..."
"sekarang kamu tidur, jaga dirimu baik- baik. Jika kamu butuh pergi, pergilah tinggalkan kota itu segera, aku mengkahawatirkanmu sayang..sungguh sejak kemarin perasaanku tak enak..makanya aku minta kamu pulang saja..."
"Iya...thanks ya sayang"
"I love you"
"I love you too honey..."

Sampai pagi, aku tak tidur, gelisah dan tak menentu, seperti aku sedang mengalaminya. Aku tak tahu bagaimana jika itu aku. Mungkin aku akan bunuh diri. Tapi, semoga dia tak memilih jalan itu. Hidupnya suda berat, di usianya yang main menua, dia sedang gelisah, dan Tuhan memberinya cobaan lebih berat lagi..pagi ini...untuk jiwa yang sedang ingin bersih, jiwa sahabatku.

"Sayang..kuatkan dirimu. Sungguh, sesungguhnya aku sangat ingin bersamamu, kita sepertinya ditakdirkan sebagai belahan jiwaku, kita saling menguatkan. Jika kau siap, tinggalkan kota itu. Tinggala bersamaku, kita bisa hidup bersama, menajalani semua rencana indah kita, kita buat masadepan yang lebih cerah, membuktikan kita bukan perempuan lemah, dan semua mata akan melihat, dan kita bukan lagi dianggap, bukan siapa2. Aku menyayangimu"