SALAH SENDIRI KAMU GAK MAU IKUT

Malam ini aku dibiarkan bebas jalan tanpa kamu. Bukan salahku, tapi kamu yang tak mau ikut. Alasanmu capek, besok kerja. Agak gak enak hati juga sebenernya aku. Aku pergi clubbing tanpa kamu. Bukannya apa- apa, orang- orang di kota ini sudah familiar dengan aku, terutama poniku. Dan malam ini aku pergi dengan 4 orang laki-laki. Teman lamaku. Apa kata orang di luar, meskipun malam ini kamu melepasku dengan kerelaan dan senyum yang sangat manis. Kamu yang memilih tinggal di rumah dengan anakmu, menungguinya tidur.


Akhirnya aku pergi juga, kamu memang suami yang memberiku kepercayaan dan kebebasan penuh. Meskipun aku sadar resiko, di luar sana pasti akan banyak orang yang gak tahu ngomongin aku. Untung juga aku bukan artis top. Pertama kalinya aku jalan malam tanpa kamu.

Papang mengajakku ke Terrace, cafe yang pernah kukunjungi bersamanya dua minggu lalu. Belum rame, masih agak sepi. Kami berenam diantar waitress yang sama ketika kami datang dulu. Sebuah meja yang sudah dipesan diberikan pada kami. Entahlah, paling gara- gara dia pikir aku artis. Sungguh padahal aku bukan siapa- siapa.

Satu pitcher Long Island, satu pither Beer, keripik singkong. Aku dan Adhi, memesan single tequila. Kami nikmati malam itu dengan cerita- cerita seru. Kami tertawa, dan menikmati musik yang disajikan. Ada Dj perform, dan band lokal yang tampil. Sayang suamiku tak ikut, malam itu ada sexy dancer. Aku hafal benar, suamiku paling suka lihat yang begitu.

Aku menyuruh sahabatku maju, mumpung ada kesempatan. Aku menggoda Papang, cewek- cewek itu lebih sexy dari istrinya. Tak ada lemak berlebihan kecuali di toket dan bokong mereka. Tak ada satupun yang merespon. Mereka malah memandaku serempak. Kalau Cuma toket dan bokong, kata mereka aku jauh lebih indah dan sexy. Aku jadi salah tingkah.Syukur juga sahabat- sahabatku punya,istri,dan pacar- pacar yang bertubuh lebih sexy dari cewek- cewek itu.

Lagu- lagu yang kami dengar semakin malam semakin asyik. Aku jadi semangat joget. Meskipun aku jadi paling sering minum. Tanpa air surga itu, aku gak bakalan berani joget. Hal yang paling kubenci, karena menurutku aku goblok banget gerakin badan dengan indah.Malah jadi bikin orang ketawa. Aku pesan single tequila lagi. Kepalaku mulai berputar. Dan aku semakin larut dalam hentakan musik.

Cuma aku dan papank yang turun. Adhi, Danto, dan Yoyo Cuma duduk saja. Sayang kandung kemihku tak mau kompromi dengan alkohol. Aku jadi bolak- balik ke toilet, pipis.Agak mengganggu keasyikanku menikmati musik. Sampai jam 1 kami di Terrace.

Mereka memaksaku pulang, karena sudah pagi. Aku protes, karena musiknya lagio asyik. Mereka tak mau tahu, akhirnya aku nurut juga. Di mobil rasanya kepalaku berat, namun badanku jadi enteng. Mataku mulai tak bisa kompromi.Aku masih sadar, dan kontrol. Di mobil mereka menggodaku. Malam ini jatah ML dengan suami. Sudah hampir 2 minggu aku puasa. Kalo mabok kata mereka , perempuan jadi lebih wild. Aku Cuma diam.Tapi emang bener...jadi gak kepikiran malu bla...bla..bla...

Aku terakhir diantar pulang, Papang nginep di hotel deket rumahku. Suamiku membukakan pintu untukku. Senyumnya manis menyambutku. Aku mencoba kontrol, agar tak terlalu kentara aku sebenernya sedang naik...
Aku lupa belum menyapa suamiku, karena keburu kebelet pipis.Aku lari ke kamar mandi. Kupikir..gosok gigi dan memuntahkan sedikit minuman yang sudah masuk agak mengurangi effek mabok. Aku lakukan saja. Tujuanku, agar mulutku tak terlalu bau alkohol juga. Suamiku mengajakku bercinta.

Kamar sudah gelap, aku juga sudah bugil. Namun suamiku malah tidur. Dia pikir aku minum banyak sampai muntah. Aku coba jelaskan, aku tak minum banyak, dan aku sengaja muntah untuk ngurangi effect alkhol. Aku gosok gigi juga untuk ngurangin bau alkohol di mulut. Aku mau dia nyaman berciuman denganku, gak keganggu bau alkohol. Tapi suamiku telanjur ngambek. Akhirnya aku susul dia tidur, dengan tubuh bugil. Sampai pagi, tanpa ML.