Bayangan ketuaan menari- nari.Aku jelek.Lemak di mana- mana. Tetep miskin karena tak bisa bikin uang. Kemana- mana dengan suamiku. Yang semakin hari akan semakin membesar. Lengan.Pantat. Perut yang menggelambir. Barangkali kami terlihat seperti sepasang pengantin baru. Oh...bukan suami istri tidak tahu diri. Barangkali lebih tepat.
Ah..semalam sampai pagi ini aku baru saja minta ijin padanya. Aku mau sendiri. Mau recovery. sakit hatiku biar sembuh. Daripada harus ketemu dengannya. Bawaanku ngomel melulu. Kata- kataku seperti api. Aduh..ruginya. Energi positifku bisa habis lama- lama. Ah..membayangkan sendiri. Duduk di tepi pantai. Tanpa sehelai benangpun. Biar aku malu. Biar orang lain melihatku. memberiku komentar macam- macam. apakah aku masih cukup laku untuk dapat komentar?? Atau barangkali ada yang menawariku kencan singkat, meyedot semua aura negatifku. Pulang ke rumah dengan perasaan bersalah. jadi mesra lagi. bercinta lagi. Lupa dengan semua kata- kata yang menyakitiku. Semudah itu??? Tidak. Aku bukan murahan. Aku hanya mau senang- senang dengan diriku sendiri. Cuma itu yang aku mau.


Dan..untunglah aku si penebar cinta. Satu - satu mereka. Pria- pria masa lalu. Yang mengaku sahabat sejatiku. Atau bahkan yang pernah mengaggumiku. Atau masih mengaggumiku. Mereka datang serentak. Menelphonku. Menanyakan kabarku. Kami tertawa.Aku bahagia. Aku jadi lupa. Bukankah hari ini aku puasa. Puasa bicara dengan suamiku. Aku lupa sungguh lupa. Dan aku mengajaknya bicara. Hari ini complecated. Aku membencinya, sekaligus menikmatinya?? Entah...
1 comment:
cinta sometimes complicated
Post a Comment