TERNYATA..

Seharian rutinitas yang membuatku boring masih saja harus aku jalani seperti biasa. Dari pagi aku masih sibuk dengan pikiranku. aku sedikit menyesal mengabaikan tangis anakku. Hgh....aku tahu dia sedang ingin aku bermanja- manja denganku. Sementara aku sibuk dengan tuts keyboard laptop, menekan huruf demi huruf, merangkai kata menjadi kalimat, kalimat menjadi cerita, berpikir keras menentukan lagu apakah yang cocok dengan cerita yang sedang aku buat. Dan akhirnya selesai. Lega...

Jam sembilan kurang aku kedatangan tamu. Sungguh sebenarnya aku mau tidur, setelah semalaman aku tak bisa memejamkan mata sama sekali. Pikiranku kemana- mana. Pelampiasannya piring di dapur jadi penuh hidangan. Aku masak macam- macam dari jam 2 pagi. Dan..akhirnya sampai sore aku tak bisa tidur juga.

Sempat kaget, ranjang tempatku menulis bergoyang kencang. Beberapa kerangka rumah berderit seperti digoyang sesuatu yang kuat. Gempa. Cuma 10 detik. Berlalu dan aku sempat panik. Kutengok anakku masih tidur pulas. Kutunggu goncangan lagi. Syukur tak ada.

Suamiku pulang. masakan sudah lengkap, plus juice strwbery yang sesungguhnya special aku buatkan untuknya. Sampai jam sembailan malam masih utuh. Aku berpikir menghabiskannya daripada sakit hati. Anakku menangis terus meraung, aku diam saja. Hari ini aku sedang ingin mengajarkannya bagaimana menghargai perasaan orang lain. Beberapa kali gadis kecilku itu membuat emosiku turun naik. Daripada aku bersuara keras, aku pilih diam. Aku tak tahu kenapa, setiap aku tinggal dia, dan setiap mertuaku datang kelakuan anakku jadi aneh. Jadi marah- marah tanpa sebab, jadi melawan, jadi pemberontak, jadi suka cari- cari alasan.

Aku sebenarnya kasian padanya. Aku sebenarnya ingin minta maaf padanya. Namun aku juga harus bsia mengembalikannya jadi anakku. Bukan anak yang dibentuk orang lain. Aku sangat tidak suka dengan kelakuan anakku yang tiba- tiba bossy. Judes. Manja. Dan terus menangis setiap keinginannya tak dipenuhi. Aku benci...

Anakku tak seharian menyebalkan, aku masih bisa bercanda dengannya sore ini. Dia sangat lucu dan manis ketika aku memperlakukannya dengan lembut. Kami bicara sebagai sepasang sahabat. Kami tertawa- tawa, kami saling berbagi. Dan aku mencoba bertanya padanya mengapa dia jadi aneh belakangan ini...

"Aku tidak suka dengan oma kerto. dia jahat. Aku dikurung mommy...gak boleh main. Aku juga takut waktu dia teriak- teriak..padahal aku kunci kamarku karena aku capek dilarang teyus..apa- apa gak boleh.."

Aku menatapnya iba. Ada perasaan bersalah meningglakannya. Dan aku janji aku tak mau meninggalkan gadis kecilku itu lagi. Aku sayang padanya. Dan tak ada seorangpun kuijinkan untuk mengatur hidupnya