PERTANYAAN YANG BIKIN AKU PUSING

"Kamu sendirian aja??"

memang salah ya. Jika lebaran kali ini aku sendirian saja. Apakah aku harus pusing jika suamiku tidak ada. Apakah aku harus explain ke semua oarang, dia sibuk dengan kerjaannya.

"Sayang...sudah satu jam aku mengoralmu. Kamu belum basah juga. Sudah dua minggu.."

bagaimana bisa aku bisa bercinta. Bagaimana aku bisa basah. Bagaimana aku bisa bergairah. Hatiku, pikiranku tidak connect dengan alat vitalku. Bagaimana bisa?? Aku sedih, melihatmu menyerah. Kamu ambil guling pergi tidur dengan tubuh bugil. Dalam ruang ac sangat dingin. Lidahku kelu. AKu mau bilang, lautan cintaku datar- datar saja bersamamu. Aku tidak mampu mensettingnya untuk bergelombang.

"Apakah kamu sudah bisa mencintaiku sayang?? Kapan?? Katakan!!!"

Aku menatapmu. Tersenyum seperti biasa. Pentingkah cinta?? Aku peluk dia. Aku tahu dia lelah menungguku. Tapi bibirku benar- benar kelu. Aku tidak bisa katakan cinta padanya. Sementara hatiku masih sibuk mencarinya. Aku cuma katakan, aku akan melayaninya dengan baik.


"Kamu menyesal hidup bersamaku??"

Aku katakan iya. Aku tidak membayangkan bersuamikan seorang anal addict, seorang yang egois menjaga hartanya tanpa melihat sekitar, seorang yang dingin, bahkan anaknyapun membencinya. Tapi aku juga katakan padanya. Kita tidak mungkin cerai. Jadi aku harus menerimanya seumur hidupku, tanpa aku boleh menyesal dan mengeluh.

"Masihkah mungkin kamu mencintaiku"

Aku jawab, pernikahan Katolik ujungnya cuma Tuhan yang tahu dan berhak menentukan. Aku bilang, cinta tidak cinta tidak penting. Aku menangis memeluknya, aku tidak tahu harus bagaimana. Aku cuma tidak mau jadi wanita munafik..sungguh aku hanya mau jujur.

Aku pusing mendadak. Aku lelah mendadak. Sungguh aku tidak ingin begini. Aku menyimpan segala pedihku. Lukaku. Perihku.Lelahku. Kubungkus dengan amat rapi. Rapat indah dan tak membuatnya bosan. Aku tak mau dia melihatku menangis. Dia sangat mencintaiku. Sangat. Aku tahu itu. Aku merasakannya. Meskipun aku tahu aku belum mampu membalasnya.

"Aku akan terus membuatmu jatuh cinta.."

aku letakkan jariku dimulutnya. Memintanya diam. Aku memeluknya lagi. Kurebahkan tubuhku di dadanya. Aku katakan aku ingin tidur. Aku minta dia peluk aku bersama si kecil yang sudah lelap. Si kecil yang kadang tahu ibunya sering menangis sendiri. Si kecil yang selalu bilang ibu orang baik. Dan kami lelap bertiga. Sementara, airmataku menetes perlahan. Tanpa dia tahu.Lampu kamar kumatikan. Dan dia tak pernah tahu aku menagis semalaman