CERE

"hai..kemarin aku menelphonmu susah"
"ups sori sayang..mungkin pas off"
"Bagaimana kabarmu??"
"aku tak terlalu baiklah..."
"yah aku baca blogmu"
"aku sudah sampai ke romo non.."
"wow...bagaimana ceritanya"
"sudahlah pasti kamu suda tahu. aku manusia biasa"
"yah..aku tahu"

Aku menahan sendiri tangisku. Setiap akan bertutur bagian ini aku begitu tersayat- sayat. Bagai mesin pengebor yang meraung menembus hatiku, mengikis dindingnya dengan perlahan, pelan- pelang menjadi lebih cepat dan perih..karena ada lubang yang menganga

"aku 3 tahun menyimpannya sendiri. bahkan mungkin tak ada satupun yang percaya padaku"
"itulah..aku begitu kaget sayang, kau terlihat selalu bahagia dimataku"
"yah..aku menutup perihku dengan begitu, untuk kuatkan aku demi anakku"
"aku prihatin, dan tak menyangka bagaimana mungkin orang selembut dia ternyata monster"
"ya..dia membunuhku pelan- pelan dengan keliarannya, dengan penis yang mencabik- cabik anusku tanpa ijin, seketika mengancurkan nilai, dengan jari yang ia paksakan masuk ke dalam anusku dari satu jari sampai empat jari jika aku menolaknya.."

Aku diam sesaat, aku begitu terpukul mengurai lagi kepdihanku. Namun aku harus sampaikan kepedihanku, luka batinku, ketidak berdayaanku

"Shan..sudahlah aku tak mau kau lanjutkan lagi cerita itu, aku tahu bagaimana perasaanmu"
"Yah..aku menyimpannya sendirian sayang...3 tahun aku menahan ketakutanku. Hampir tiap malam aku takut tidur..dan aku baru bisa lelap menjelang subuh. Dan kau tahu, ketika terbangun, aku telanjang, selakanganku lengket oleh spermanya..dia memaksaku tanpa ijin..dan aku menangisi kemurahanku..ketidakberdayaanku..seperti pelacur..dia tinggalkan aku begitu saja"
"Tuhan..teganya dia lakukan itu padamu"
"Dia bahkan memaksaku jadi pembunuh anakku sendiri. Dia membuatku tak berdaya, saat vaginaku ditembus oleh alat pembunuh itu, meyedot bayi kami , mencincangnya jadi bubur daging dan darah yang memilukan...aku hanya menatapnya kosong, merasakan sakitnya vaginaku, rahimku, batinku....dan dia tersenyum lega, memberi dokter itu jutaan atas pertolongannya, sementara bayi kami yang lain berada di sampingku, lelap di kereta dorongnya...mimpi dengan indah memiliki kami sebagai orangtuanya"
"Apa??? "
"Ya..dia memaksaku merelakan bayi kami. Kamu tahu perasaanku?? Sakit, hancur, lemah , tak bisa mencegah mereka membunuh darah dagingku tanpa perasaan. Kemudian tersenyum lega. Dan melupakannya begitu saja. Sementara aku tersikasa dengan kerinduan, kepedihan dan keputusaasaan sepanjang waktu...."


Aku menangis lagi. Teringat kembali saat ia menghancurkan hidupku sampai ke titik terendah. Memaksaku menjadi pembunuh yang sadis. Dan ia samasekali tak pernah rindu. Dia asyik dengan dunianya sendiri, lupa pada bayi yang ia paksa lenyapkan. Aku terisak menahan perih, saat kerinduan panjang itu menyeruak mendadak. Aku tersiksa mencari dimana bayiku, bagaimana ia, aku selalu ingin berdoa di sampingnya, mengatakan padanya betapa aku mencintainya

"Shan...maaf aku lanjut lagi obrolan kita, aku ada meeting 10 menit lagi"
"Thanks, sudah kau dengarkan aku meski sejenak. Jangan salahkan aku ambil keputusan berat ini"
"Oke....yang kuat ya sayang, aku berdoa untukmu selalu"
"I love you non....bye"

Kepalaku langsung beputar. Aku tak membayangkan aku akan menjanda. Tanpa suami. Hanya dengan anakku. Aku harus berjuang. Demi putriku, mengakhiri hidupku tanpa dia. Laki- laki yang mengaku mencintaiku, cinta dengan sejuta dusta dan nista,