Sekar sedang rindu.Pada siapa? Sesuatu yang membuat hidupnya ringan.Mengapa? Ia rindu ketulusan.

Sepi.Ayesha sudah lelap.Sekar memandangi wajah malaikat kecilnya.Jam 7 malam,5 jam yang lalu,gadis itu baru memberinya pelukan,baru mengusap air matanya.Ia tahu,Sekar ibunya,lelah.

"ada aku ibu.jangan menangis.aku sayang ibu"

Ooh,Sekar tak tahu lagi ia harus berbagi dengan siapa.Haruskah ia membaginya dengan Ayesha? Sekar tak tega,jiwa itu masih berhak atas yang lain.Ia bahkan harus merasakan pahit.

Sekar tertunduk,bicara pada Tuhan.Ia mau teman bicara dan tak ada.Ada yang mengaku ingin menopang dan memaafkannya,namun Sekar beku.

"Aku rindu? Atas apa? Masa kecil ? Masa itu penuh keprihatinan.Masa remajanya? Atas apa? Masa itu ia harus kehilangan cinta sejatinya.Masa kuliah sampai sebelum menikah? Atas apa? Ia putus tunangan,kehilangan karier dan menikah dengan pangeran tampan tapi hanya topengnya. Rindu dengan suaminya? Samasekali tidak. Lantas Sekar rindu atas apa?"

Tuhan,
Apakah engkau akan memberiku penebus atas kerinduanku.Aku rindu tertawa tanpa beban.Aku rindu sesuatu yang tulus.Aku mau rasakan kebahagiaan sederhana.Aku rindu jadi diriku sendiri.Aku rindu..

Sekar membiarkan kakinya tersapu ombak.Ia membebaskan gelombang kecil merendam tubuhnya dan memercikinya dengan pasir.Seandainya mungkin,ia mau laut membawanya pergi jauh,dengan Ayesha,ke tempat yang jauh.

Ataukah justru ia yang dirindukan?? Selamanya.Entahlah..