BONEKA ITU….

Karena hormonku lagi naik turun gak jelas. Biasa deket- deket menstruasi..Atau memang aku harus marah. Masalah kecil yang sebenernya gak penting bagi yang gak pernah bisa menghargai pemberian dan nilai kenangan.Tapi masalah besar bagiku.Buktinya aku langsung pengen ngomel- ngomel, memaki dkknya. Padahal untuk bisa seperti itu bagiku susah. Kalau gak kebangetan aku pasti gak mungkin begitu.

Gara- gara minum semalem, paginya aku kerasukan energi pisitif. Aku beresin rumah dan isinya. Aku mencari – cari kemana boneka- boneka anakku. Maksudnya mau kusimpan di kotak plastik yang ukurannya gede banget. Anakku punya alergi debu. Kupikir aku mau sekalian cari satu ato dua boneka untuk kuberikan pada July, sahabatku.

Mbak Iin, yang bantuin aku beresin rumah dengan takut- takut memberitahuku sesuatu. Dan benar ketakutannya terbukti. Aku pasti marah. Bagaimana tidak, boneka yang jumlahnya lebih dari 50 buah itu teronggok di peti barang. Mungkin maksudnya baik. Tapi bodohnya si punya ide gak tahu aturan. Semuanya dipaksakan masuk. Dan parahnya lagi peti itu, peti storage buat barang- barang yang emang udah buluk, terletak di ruang terbuka, rawan lembab dn berjamur.

Dengan perasaan gak karuan kulihat boneka- boneka itu. Seperti dugaanku, ketakutanku.
Bentuknya sudah gak karuan. Ada juga yang warnanya berubah. Baunya apek.

Aku menangis. Itu artinya aku marah. Bagaimana tidak. Penyimpannya tak pernah meminta pendapatku dimana seharusnya boneka itu disimpan. Lalu, penyimpannya gak pernah belikan boneka buat anakku. Jadi dia tidak tahu bagaimana sedihnya jika boneka itu diperlakukan semena- mena. Penyimpannya tak peduli siapa yang saja yang sudah memberi boneka itu buat anakku. Penyimpannya juga tak pernah tahu bagaimana si pemilik boneka merawat pemberian orang- orang yang menyayanginya dengan sayang.

Ada boneka yang umurnya 27 tahun, hadiah ulang tahunku yang pertama. Kuwariskan pada anakku, agar ia belajar bagaimana merawat dan menghargai kenangan dan pemberian orangtua. Ada boneka dari adikku yang jumlahnya lebih dari sepuluh, ada boneka dari ibuku untuk anakku. Harganya lebih mahal dari baju yang aku pakai. Ada boneka kado dari suamiku untukku sebelum kami menikah. Ada boneka yang kudapat karena mancing di timezone. Dan semua boneka itu punya sejarah.

Aku masih belum berhenti menangis, sambil mengumpulkan semua boneka itu. Boneka- boneka itu baru saja ku laundry, sebelum aku ke Jakarta sebulan. Baunya harum, lembut, dan yang pasti bersih darii debu.Aku sempat menciuminya sebelum kutinggalkan rumah.
Dan sekarang boneka- boneka itu jadi lecek, kumal, dan bau !!!!

AMPUN!!!!!!!!!!!!!!!

Aku benci karena penyimpannya tak menghargai aku sebagai pemilik rumah. Ratu di rumahku. Penyimpannya juga tidak melibatkan pembantuku untuk menyimpannya di tempat yang layak. Penyimpan itu benar- benar sok tahu, dan gak punya otak, gak punya hati. Dia tak menganggapku ada.

Ampun..tapi aku gak mungkin marah padanya. Kasian juga kupikir- kupikir. Umurnya sudah 70 tahun. Dan dia..MERTUAKU.