"Life is so besautiful..all the deep of poignant is the next happiness, they will be the big power of our life.."

Tuesday, August 28, 2007

Haruskah Din??

"Lo bisa khan temenin gue ke pengadilan agama, buat ngurus devorce gue sama DhenY?"

Sms dari sahabatku, sejenak membuatku menghentikan kegiatanku menulis buku yang sedang aku susun. Hgh..getir dan entah, aku tiba- tiba ingin menangis membacanya.

"Kapan?? Gue belum tau kapan pastinya ke Jakarta. Tapi gue bakalan temenin lo...."

Aku menuliskan sms balasan untuknya. lagi- lagi cengengku kambuh. Baru saja aku nulis tentang Dina. Saat gue temenin dia menjelang pernikahannya dengan Dheny. Aku masih ingat..kamu pake kaos putih, rok lebar dual tone, pink dan baby blue. Aku ke rumahmu yang bagus itu, yang mewah itu dengan anakku yang baru belajar jalan.

Aku masih ingat jelas undangan nikahmu, mirip undangan artis. Bahkan kamu sudah siapin film pendek tentang kamu dan Dheny. Aku masih ingat, kamu gelisah menunggu rombongan Dheny an keluarganya yang kena macet, padahal acara ijab kabul teinggal beberapa menit lagi. Aku juga masih ingat, aku menangis haru, saat Dheny dan kamu berjanji setia di depan penghulu, di sebuah masjid paling megah di Jawa Tengah.
Aku datang ke resepsimu tanpa suamiku. Aku mati- matian siapin kebaya yang paling bagus, aku berdandan secantik mungkin, agar kamu gak malu punya temen seperti aku. Aku berusaha tampil galamour malam itu demi menghargai malam resepsimu.

Aku masih ingat saat membahagiakan itu, hanya aku sahabatmu yang datang. Tak ada satupun temen SD kita yang dateng malem itu. Aku bahkan melupakan kesedihanku sendiri, saat aku menikah, dan kamu tak seharipun menemaniku. Aku bahagia malam itu..melihatmu menikah. Dan aku masih ingat doaku padamu, semoga kamu langgeng sampai aki nini, punya anak banyak, cepet kasih dedek buat anakku.

Setelah kamu menikah...kamu menghilang bagai hantu. Tahukah aku merindukanmu.

Sekian lama kita gak ketemu,akhirnya aku mendapatkanmu lagi. Kamu memang bagian hidupku. Saat aku bahagia, kau pasti menyusulku. Saat aku putus tunangan, kamu juga. Saat aku menikah, kamu juga akhirnya menikah. Saat kemarin kita menghabiskan banyak waktu bersama, kita baru tahu, kita sedang dalam masa- masa berat. Mencoba menjalani beratnya status pernikahan, membungkusnya dengan rapi, agar semua terlihat baik- baik saja. Hanya kamu yang tahu aku, dan begitupun aku.

Aku sedang membayangkan, menemani di pengadilan agama. Mendampingimu, setia mendukungmu dalam sebuah hari, yang aku yakin sangat berat. Aku membayangkan, melihatmu menangis, aku membayangkan Dheny menatapamu sinis demikian juga keluarganya. Aku membayangkan suamimu memojokanmu. Aku sedih membayangkan Din...

Entah...aku merasa teriris dan getir. Aku tak tahu haruskah aku tertawa, karena melihatmu lepas dari beban berat yang selama ini kamu pikul sendiri. Aku tertawa akhirnya, kamu dapatkan hidupmu lagi...kamu dapatkan kebahagiaanmu yang hampir dua tahun terenggut karena pernikahanmu. Atau haruskah aku bersedih?? Yah...karena aku akan melihatmu sendiri, berjuang mendapatkan lagi kepercayaanmu pada laki- laki?? Aku sedih membayangkanmu kesepian?? Saat hasratmu melambung, kamu sendiri?? Aku sedih, karena pasti kamu akan dipojokkan, disalahkan dan dilecehkan keluarga besar Dheny??? Oleh orang- orang yang hanya bisa menilaimu dari luar.

Din...
Haruskah aku melihatmu menangis besok?? Aku tak berharap begitu. Aku akan ada di sampingmu ketika hari berat itu datang. Aku bersamamu Din....

No comments:

YOU ARE THE SUPER WOMAN

If you want to talk confidential problem,share your strory , email me :
http://www.anastasia_ashanty@yahoo.com/.
http://www.ashanty.dk@gmail.com/

I will send you reply, and be your best partner to help you solve the problem, and give you a lot of tips that woman should know