Belum lama aku mengenalmu. Baru hitungan bulan. Namun aku merasa kamu membutuhkanmu. Sungguh aku begitu peduli padamu. Aku mulai menyayangimu. Dan mengaggumi. Semuanya. Yang Tuhan cipta padamu.
Kamu, perempuan hebat. Mungkin aku harus berguru padamu. BAru sedikit tumpukan lemak di perut, paha dan pantatku. Tapi mengapa aku begitu panik?? Sedangkan kamu?? Tubuhmu 100 kg lebih. TApi kamu sangat cantik..kamu sangat menarik..kamu percaya diri. Dan itu yang membuat kamu tampak menyenangkan. Wajahmu selalu ceria. Tak ada orang yang tak menilai kamu sebagai gadis yang baik.
Tapi..beberapa minggu ini aku resah. Ada sesuatu yang hilang darimu. Malam minggu lalu. Ketika kau memecah sejenak keceriaanku. Yah..saat malam itu, aku dikelilingi banyak sahabat- sahabat lama di rumahku. Ketika aku bergumul dengan tawa, cerita dan sukacita. Kamu berada pada derajat kebalikannya. Meskipun kamu bilang semua baik- baik saja. Tapi tak mungkin, jam 1 dini hari kau katakan kau ingin datang ke kotaku.
Non...ada denganmu. Aku tahu kamu bimbang. Suaramu tanpa auramu. Aku mendengar parau, sedikit isak, dan tekanan di dadamu. Adakah yang sakitimu?? Ataukah dia?? Yang sudah 9 tahun mengaku mencintaimu?? Yang hampir membawamu dalam impian yang dikatakan indah oleh sebagian manusia. Pernikahan. Diakah sumber sedihmu??
"aku baik- baik saja..hanya hatiku sedang tidak begitu baik"
Baru saja aku pulang. Sudah jam 12 malam. SMSmu membuatku tak jenak untuk tidur. Kamu kenapa sayang??? Andai aku bisa datang ke kotamu. AKu mau malam ini, setelah kuterima smsmu. Tapi...aku tak mungkin tinggalkan jagoan kecilku. Kami baru saja bersama, setelah 3 minggu terpisah.
Non...aku masih menunggumu. Aku ingin kamu di depanku. Aku ingin mendengar segala resahmu, penatmu, bahkan tangismu, jika itu membuatmu lega. Aku tahu berat memutuskan sesuatu yang akan kamu jalani seumur hidupmu. Kita seiman. Dan semoga waktu yang masih tersisa bisa membawamu dalam tenang. Yah...pernikahan bukan sekedar mengikuti ego. Percaya padaku. Ketika kita salah memutuskan..artinya selamat datang neraka seumur hidupmu. Aku tak mau kamu alami itu.
Hgh...jika kau punya waktu, aku ingin kau datang. Kita tak usah kemana- mana. Sehari saja kau temani aku. Jalani beratnya jadi istri dan ibu. Lalu aku dengarkan resahmu. KIta saling bicara. Saling menguatkan. Dengan hati dengan iman. AKu menyayangimu sahabat.
Kamu, perempuan hebat. Mungkin aku harus berguru padamu. BAru sedikit tumpukan lemak di perut, paha dan pantatku. Tapi mengapa aku begitu panik?? Sedangkan kamu?? Tubuhmu 100 kg lebih. TApi kamu sangat cantik..kamu sangat menarik..kamu percaya diri. Dan itu yang membuat kamu tampak menyenangkan. Wajahmu selalu ceria. Tak ada orang yang tak menilai kamu sebagai gadis yang baik.
Tapi..beberapa minggu ini aku resah. Ada sesuatu yang hilang darimu. Malam minggu lalu. Ketika kau memecah sejenak keceriaanku. Yah..saat malam itu, aku dikelilingi banyak sahabat- sahabat lama di rumahku. Ketika aku bergumul dengan tawa, cerita dan sukacita. Kamu berada pada derajat kebalikannya. Meskipun kamu bilang semua baik- baik saja. Tapi tak mungkin, jam 1 dini hari kau katakan kau ingin datang ke kotaku.
Non...ada denganmu. Aku tahu kamu bimbang. Suaramu tanpa auramu. Aku mendengar parau, sedikit isak, dan tekanan di dadamu. Adakah yang sakitimu?? Ataukah dia?? Yang sudah 9 tahun mengaku mencintaimu?? Yang hampir membawamu dalam impian yang dikatakan indah oleh sebagian manusia. Pernikahan. Diakah sumber sedihmu??
"aku baik- baik saja..hanya hatiku sedang tidak begitu baik"
Baru saja aku pulang. Sudah jam 12 malam. SMSmu membuatku tak jenak untuk tidur. Kamu kenapa sayang??? Andai aku bisa datang ke kotamu. AKu mau malam ini, setelah kuterima smsmu. Tapi...aku tak mungkin tinggalkan jagoan kecilku. Kami baru saja bersama, setelah 3 minggu terpisah.
Non...aku masih menunggumu. Aku ingin kamu di depanku. Aku ingin mendengar segala resahmu, penatmu, bahkan tangismu, jika itu membuatmu lega. Aku tahu berat memutuskan sesuatu yang akan kamu jalani seumur hidupmu. Kita seiman. Dan semoga waktu yang masih tersisa bisa membawamu dalam tenang. Yah...pernikahan bukan sekedar mengikuti ego. Percaya padaku. Ketika kita salah memutuskan..artinya selamat datang neraka seumur hidupmu. Aku tak mau kamu alami itu.
Hgh...jika kau punya waktu, aku ingin kau datang. Kita tak usah kemana- mana. Sehari saja kau temani aku. Jalani beratnya jadi istri dan ibu. Lalu aku dengarkan resahmu. KIta saling bicara. Saling menguatkan. Dengan hati dengan iman. AKu menyayangimu sahabat.
No comments:
Post a Comment