Tahukah kau ini lebih sakit saat kau sebut aku Anjing
Tapi kau terus melakukannya....
Inikah bentuk cintamu padaku
Tahukan aku begitu terhina dan perih
Tapi kau terus melakukannya....
Inikah bentuk cintamu padaku
Tahukan aku begitu terhina dan perih
Seharusnya saat kita bergumul adalah saat yang kunanti
Tapi semua jadi menakutkanku....
Tak bisakah kau perlakukanku layak
Bukan hanya sekedar membuatmu nikmat
Sementara harga diriku sirna oleh obsesi liarmu
Kau tak mau tahu perasaanku, perihku
Rintihanku semakin membuatmu bernafsu
Sampai kapan aku memaafkanmu
Selalu kau katakan kau khilaf
Tapi mengapa kau selalu mengulangnya
Kau pikir aku menikmati...
Tidak!!!!
Tolong hentikan jika kau mencintaiku
Atau cintaku yang berhenti karena kau terus melakukannya
Aku merindukan pergumulan lembut
Membawaku melambung dalam birahi yang memabukkan
Aku berharap kau memberiku nikmat
Dan aku minta lagi..lagi..dan lagi..
Tahukah kamu, aku sedang belajar mencintaimu
Tapi kau rusak segalanya dengan apa yang kau sebut
Khilaf....
Aku menangis dalam perih dan pedih, sementara kau terlelap puas
Harus dengan siapa kudapati nikmat itu???
Sementara suamiku hanya kamu
Atau aku harus cari suami baru
Yang bisa menggauliku dengan sensasi yang memabukkan
Aku tak sanggup
Jika kau mau kuijinkan kau
Tidurlah dengan wanita yang lain
Kutemani kau tanpa airmata
Demi sebuah nikmat dan kepuasan
Aku tak bisa...aku ketakutan
Aku kesepian..aku kehausan tapi kau tak mengerti
Kau tak memberiku air yang menyegarkan
Namun kau beri aku cuka dan air garam di atas lukaku
Jika kau mau kuijinkan kau
Tidurlah dengan wanita yang lain
Kutemani kau tanpa airmata
Demi sebuah nikmat dan kepuasan
Aku tak bisa...aku ketakutan
Aku kesepian..aku kehausan tapi kau tak mengerti
Kau tak memberiku air yang menyegarkan
Namun kau beri aku cuka dan air garam di atas lukaku
No comments:
Post a Comment