"mam..pokoknya malam ini aku harus ketemu kamu"
Setelah aku merayu suamiku akhirnya aku dapat ijin juga pergi ke coffeshop malam ini. Aku janjian dengan Tommy, pemuda brondong, 22 tahun, ganteng , tinggi, modis dan yang pasti aku tak bisa menolaknya karena ia teman bicara yang menyenangkan.
"mam...aku dah nyampe, jadi khan??"
Tommy sms lagi padaku. Padahal aku sudah sampai tempat parkir. Suamiku cuma drop aku, dia pulang ke rumah dan membiarkan aku sendiri bertemu Tommy. Tepat jam 9 malam, sesuai rencana.Sebuah ciuman di kedua pipiku dari Tommy. Dia tampak girang melihatku. Semua orang melihat kami. Peduli amat, yang penting aku sudah ijin suamiku. Dan rupanya, bukan hanya Tommy, ada temanku lainnya, semuanya pria- pria muda yang umurnya baru 22 sd 24 tahun, Noel, Paul, Edo dan ups...ada satu wajah yang aku belum tahu namanya.
Tommy membisikan sesuatu padaku....
"mam..yang itu kecengan aku..gimana??"
Aku menatap pemuda itu. Wajahnya lebih ganteng dari Tommy, tubuhnya lebih berisi, pemuda itu sangat laki- laki. Beda dengan Tommy. Pemuda itu sangat cool, sementara Tommy super heboh. Tommy mengenalkannya padaku
"Mam..ini Andre..dia dari jakarta"
Aku mengulurkan tanganku, memberinya senyum. Pemuda itu menyambutku dengan senyum, dan kecupan di pipi kanan kiriku. Hgh...beruntungnya aku, meskipun aku sudah ibu- ibu namun mereka, pria- pria ini masih tertarik mengundangku bergabung.
Kami mulai ngobrol, seputar dunia entertaiment tentu saja. Aku, ketemu dengan pria- pria itu dari sana juga. Tommy mulai cerita banyak tentang casting- castingnya, tentang sinetron- sinetronnya. Sesekali kulihat Tommy melirik pada Andre. Dan kemudian, mengerlingkan mata padaku. Aku tahu, Tommy suka pemuda itu. Kelihatan dari raut wajahnya.
Kuambil kartu tarotku, mereka memintaku meramal. Suasana jadi cair, karena kami saling mencela hasil ramalan itu. Noel, mulai bicara tentang empat gadis yang sedang diincarnya, Paul cerita tentang kuliahnya, tentang masadepannya,Edo hanya senyum- senyum, dia tidak punya cukup nyali untuk kuramal.
Andre, pria itu dia memintaku meramalnya. Tommy mencegahnya. kemudian dia menggelayut manja pada Andre. Kami tertawa melihatnya. Entahlah..aku bahagia melihat mereka. Meskipun aku tahu banyak orang melihat mereka dengan pandangan aneh.
Tommy...membisikiku sesuatu..
"mam...aku ingin berciuman dengan Andre..."
Aku menatapnya, mengangkat bahuku, membuka telapak tanganku. Aku tersenyum padanya.Mengerlingkan mataku pada Tommy...dan..
Tommy tahu maksudku, ia bergegas mengambil selembar koran di atas meja.Membentangkan halamnnya..dan pura- pura sibuk membacanya. Kudekati Andre kubisikan sesuatu...
"Tommy..wanna kiss your lip babe..."
Dia menatapaku, sambil senyum- senyum malu. Tubuhnya beringsut bergeser mendekati Tommy. Kedua wajah mereka terbenam oleh lembaran koran itu. Aku, Paul dan Edo, kami tertawa senang, meskipun kami deg- degan juga bagaimana jika ketahuan.Kami mendengar sayup- sayup irama bibir bertemu bibir..
Bibir Tommy dan Andre....


No comments:
Post a Comment